Dari teori menuju aksi.....dari aksi menuju kedamaian sejati...!!!

Minggu, 26 Juni 2011

Al-inqilab al-islamy


“Allah telah menetapkan,”aku dan Rasul – rasulKu pasti menang. “sungguh, Allah maha kuat, maha perkasa ( al mujadalah : 21 )

A. Pendahuluan
Perubahan bagi seorang muslim adalah sebuah keniscayaan, karena sejatinya islam itu sendiri adalah manhaj perubahan yang konfrehensif dan universal (asasut taghyir). Sedangkan perubahan yang di inginkan islam, bukanlah semata perubahan yang memiliki orientasi yang tidak jelas, atau setengah – setengah, melainkan total, terang dan jelas, bersih dan suci, “ katakanlah,’inilah jalan (agama)ku, aku dan orang – orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.’ Maha suci Allah dan aku tidak termasuk orang – orang musyrik.” ( yusuf : 108 )
Sejak awal, disaat kalimat syahadah di ucapkan oleh seorang muslim sejatinya itulah proklamasi kemerdekaan yang agung bagi jiwanya, itulah awal perubahan hidupnya yang hakiki karena ia telah mengikrarkan untuk tidak tunduk terhadap apapun kecuali Allah SWT, sekaligus mengandung konsekuensi yang tidak ringan, sebagaimana perkataan sahabat rub’i bin amir kepada rustam ,panglima parsi, “ Allah mengutus kami untuk membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia menuju penghambaan kepada Allah yang Maha esa lagi Maha Perkasa, dari sempitnya dunia menuju dunia yang lebih luas, dari kedzoliman menuju keadilan islam.....makna inilah yang akan menshibgoh ( mewarnai ) jiwa manusia dan perlahan membawanya pada perubahan islami yang total (al inqilab al islamy).B. Cakupan makna al-inqilab al-islamy
Al-inqilab adalah perubahan total, maka al-inqilab al-islamy merupakan perubahan total disegala sisi kehidupan seorang yang menyatakan dirinya sebagai muslim, dan menjadikan islam sebagai satu – satunya dasar perubahan tersebut.

Al-inqilab al-islami mencakup :
1. i’tiqodi ( aqidah )
2. ruhy ( ruh )
3. fikry ( pemikiran )
4. tsaqofy ( wawasan )
5. ijtima’i ( sosial )
6. siyasy ( politik )
7. iqtishodhy ( ekonomi )

Semua hal di atas seharusnya menjadi tolak ukur pribadi muslim, apakah ia telah menjadikan seluruh cakupan di atas sesuai dengan apa yang dikehendaki islam. Seperti apakah ia telah mengerti benar apa saja yang menjadi cakupan aqidah islamiyah, apakah ia telah menguatkan sisi ruhiyah-nya dengan ibadah yang sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah, apakah ia telah menjalin hubungan sosial yang baik sesuai tuntunan islam, begitu pula apakah ia telah berusaha untuk selalu menambah wawasan keislamannya yang akan membentuk pemikiran yang islami pula, seperti halnya tentang mu’amalah maliyah-nya apakah masih mengandung riba atau tidak, atau sikap politiknya apakah masih terkotori orientasi sempit duniawi atau tidak ?, tentunya pembahasan semua itu tidaklah cukup untuk dijelaskan satu persatu disini.

C. Mengapa harus al-inqilab al-islami ?
Sayyid qutb pernah menulis sebuah pembahasan berjudul “ ambil islam seluruhnya atau tinggalkan sama sekali “. Beliau menulis, bahwa saat ini seringkali ketika di dapati suatu permasalahan di dalam masyarakat ( yang bukan sistem islam ), maka penyelesaiaanya di cari dalam konsep islam, padahal,” tidak logik, dan juga tidak adil kalau dari suatu sistem tertentu diminta penyelesaiannya dari masalah – masalah yang tidak ditimbulkannya, tetapi ditimbulkan dari sistem lain yang berbeda watak dan metodenya “, seperti misalnya fenomena seks bebas di kalangan remaja, wanita yang bekerja diluar rumah, dsb, meskipun beberapa ulama telah memberikan fatwa tapi akan tetap terdengar ganjil, karena masalah – masalah itu sebenarnya bukanlah permasalahan yang pokok, karena permasalahan intinya adalah dijauhkannya islam dari kehidupan bermasyarakat, tentang ini beliau mengatakan “ islam adalah suatu sistem kemasyarakatan yang lengkap, yang beda watak dan gagasannya dengan sistem yang ada di barat, dan dari sistem yang kita pakai sekarang ini,......persoalan itu timbul dari watak – watak tersebut, dan karena di jauhkannya islam dari lapangan kehidupan.”
Allah SWT berfirman “ wahai orang – orang yang beriman ! masuklah kedalam islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah – langkah syetan, sungguh, ia musuh yang nyata bagimu (al-baqarah :208). Dalam ayat ini dapat disimpulkan bahwa mereka yang masuk islam namun tidak kaffah atau setengah – setengah berarti telah mengikuti bujuk rayu syetan. Di lain ayat Allah SWT mengingatkan untuk tidak meniru sikap kaum yahudi terhadap agama mereka “ .......Apakah kamu beriman kepada sebagian kitab ( taurat ) dan ingkar kepada sebagian yang lain ? maka tidak ada balasan yang pantas bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang engkau kerjakan “ ( al-baqarah : 85 ).
Mungkin inilah salah satu penyebab mengapa umat islam saat ini berada pada masa-
masa yang sangat memprihatinkan. Mereka hanya mengimani dan melaksanakan ajaran islam yang sesuai dengan nafsunya dan mengingkari sebagiannya yang tidak sesuai dengan hawa nafsunya.
Oleh sebab itu tidak ada lagi alasan untuk menunda, ragu, apalagi takut untuk memperbaiki diri kemudian masyarakat dengan perubahan – perubahan yang islami, karena inilah penyembuh segala penyakit yang telah menjangkiti umat ini, meskipun perubahan itu berjalan secara perlahan namun itu lebih baik daripada diam ditempat tanpa adanya koreksi diri, apalagi hanya disebabkan gengsi dan kesombongan.

D. Penutup
Al-inqilab al-islami bukanlah falsafah rumit yang susah dipahami, ia hanya sebuah keniscayaan yang akan muncul seiring kuatnya azam keislaman dan terangnya pemahaman kita terhadap islam itu sendiri. Sebagaimana mush’ab bin umair yang telah rela menanggalkan pakaian kemewahannya pada masa jahiliyah menuju kekayaan hati yang tak terbatas dengan islam, sebagaimana pula umar bin abdul aziz yang telah menularkan perubahan yang ada pada dirinya kepada perubahan watak serta sistem masyarakatnya.
Al-inqilab itu membawa sebuah kesadaran tinggi yang hanya akan mampu dijawab oleh kejujuran hati. Sebagaimana pertanyaan yang dilontarkan oleh hasan al-banna kepada umat manusia ketika beliau menjawab pertanyaan seorang wartawan tentang diri beliau, beliau menjawab :

“akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiaannya ditengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air dibawah naungan islam yang hanif.

Akulah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasia wujudnya, maka iapun berseru ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, dan matiku, hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagi – Nya. Kepada yang demikian itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang – orang yang berserah diri’

Inilah aku, dan kamu, kamu sendiri siapa ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar